Masalah, Solusi, Logika. Baca aja :)

Aku ingin share pemikiranku yang entahlah, aku sendiri belum menemukan jawaban saat aku menulis kalimat pertama ini. Dan aku menulis artikel ini dengan penuh kesadaran.

Perlu kalian tau, aku orang yang mengedepankan kejujuran, profesionalitas, simbiosis mutualisme, logika, dan availability. Engga ngerti ? pelan pelan aja kenal aku-nya, nanti juga ngerti, tapi kalo sampai jatuh cinta ke aku, aku nyarinya yang serius ya. (promosi banget qor 😐 )

Well, di artikel yang abstrak ini aku mau bercerita tentang masalah. Tau kan masalah apa? Kalo gatau, baca aja artikel ini sampai selesai. 👯

Seringkali aku berpikir masalah yang aku punya adalah masalah yang sangat besar, masalah yang hanya aku yang rasakan, orang lain tidak akan paham betapa terpuruknya aku akan masalah itu. Meskipun orang lain bilang ini itu segala macam, rasanya mereka hanya mengucapkan kata-kata bullshit. Sampai-sampai aku pengen bilang “Lu gausah sok empati! Mending lu pergi! Gaada yang paham masalah gue”.

Ketika aku sudah di titik puncak kesedihan, aku akan lupa waktu, lupa daratan, lupa makan, lupa semua planning yang sudah tersusun. Rasanya ingin menyerah, mengakhiri masalah atau mengakhiri hidup. Rasanya teman-teman semua menjauh, bahkan aku kehilangan kendali atas diri. Sampai sekarang aku masih seperti itu jika dihadapkan dengan masalah.

Pada saat itu, aku akan menjadi orang yang introvert, sensitive, gampang meledak, engga mood ini-itu. Yaa kurang lebih seperti itu. Aku yakin, readers disini juga lebih-kurang akan seperti aku saat ada masalah.

Siapa sih yang mau punya masalah? Mau masalah itu bersinggungan denga cinta, kerjaan, keluarga, persahabatan, dan sebagainya. Siapa? Kasih tau aku plis..

Dari tadi aku bahas tentang masalah, kayaknya aku yang bermasalah sekarang.😢

Kita engga pernah tau kapan masalah itu datang. Serinci apapun kita mengatur hidup, mengatur project, mengatur apapun yang diatur, kita pasti akan menemukan masalah. Bisa jadi masalah muncul sebelum mengatur, saat mengatur, atau setelah mengatur. Kemungkinan-kemungkinan itu yang buat kita kadang pengen bilang “aya aya wae” (ada-ada aja)

Aku pernah depresi, sering malah. Ketika saat itu tiba, aku akan mengeluarkan semuanya. Bisa teriak, nyanyi-nyanyi engga jelas, bahkan sampai menangis histeris. Kayaknya aku agak sakit jiwa. Bukan agak, memang sakit jiwa. Siapa yang tidak akan sakit jiwa saat depresi. Mungkin level keparahannya aja yang membedakan, mungkin.

Manusiawi kalo kita sakit jiwa, sedih, sampai depresi. Sangat manusiawi. Tetapi diusahakan untuk tidak sampai terlarut didalamnya. Karena hidup itu akan naik turun. Ada kalanya kita akan merasa sangat bahagia, ada kalanya kita akan merasa sangat sedih. Itulah mengapa kita harus menikmati hidup.

Ketika aku mempunyai masalah bahkan sampai depresi, aku hanya akan “konsultasi” dengan seseorang yang aku percayai tingkat logikanya lebih dariku. Bukan berarti aku tertutup atau gimana. Hanya saja, kita perlu menyeimbangkan antara perasaan dan logika. Karena jika hal itu seimbang, masalah akan membuat kita menjadi lebih dewasa.

Kalau kita baca-baca biografi orang yang duluan suksesnya, atau googling cari kata-kata motivasi, pasti kira menemukan kata “problem solve”. Benar pemecahan masalah. Atau solusi. Disinilah kita perlu konsultan yang mengedepankan logika.  Dan darimana kita bisa dapet logika? Dari orang-orang yang menyenangi belajar, orang yang lebih besar rasa ingin tau akan ilmu, orang yang hobby belajar. Dari sanalah logika dibentuk.

Percayalah, masalah dan solusi adalah 2 kata yang terlahir bersama, tumbuh bersama. Jika kita mendapat masalah, kita juga akan mendapat solusi. Cari terus solusi, karena solusi biasanya tersembunyi dan sedikit pemalu tapi nanti juga ketemu.

Satu hal lainnya. Semakin berat masalah, semakin tinggi posisi level yang kita tempati, dan semakin logis solusinya. Solusi pasti ketemu kok cuman lagi sembunyi aja, malu katanya, barusan ngasih tau.
Akhir kata dari saya. Mohon maaf apabila memang abstrak. Apabila artikel ini terbilang baik, sesungguhnya itu berasal dari Allah. Bila artikel ini tidak bermanfaat, sesungguhnya itu berasal dari kebodohan ku.

Terimakasih. 😘

Comments

Popular posts from this blog

Penggunaan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar

Algoritma Greedy

Kepemimpinan